Lahir dari ketidaksengajaan, hidup dalam ketidakcukupan, berjuang mencapai harapan kosong, berusaha menikmati walau hampa.
Aku hanyalah orang gagal dari kumpulan manusia terbuang. Sudah lama aku ingin berdamai pada bentuk bentuk fana makian dan hinaan.
Jijik, semacam kata motivasi untuk tidak lagi berharap pada manusia. Lelah, aku ingin berdamai dengan diri sendiri. Terdiam di tengah hujan, duduk merenung di sebuah bangku taman. Merasakan kedamaian tanpa kebisingan manusia bahagia.
Hidup ini sialan. Memberikan yang terburuk pada yang berjuang untuk hidup. Mata ini kutukan, jatuh cinta pada diri mu yang tak mungkin ku capai. Kamu selalu hadir pukul 15:00. Duduk di balkon rumah mewah 2 lantai, sesekali menahan rambut panjang yang tertiup angin dengan tangan kecil putih. Mata mu hitam, ku lihat ada kekosongan pada tatapan mu. Apakah diri mu sama seperti ku? Menderita walau hidup dalam istana mewah?
Aku suka wajah lugu mu, walau aku tak bisa mendekat, setidaknya aku masih bisa melihat diri mu dari jauh, setiap hari. Aku penasaran pemandangan seperti apa yang kau lihat dari istana mu, apa yang membuat diri mu muncul setiap hari di jam yang sama. Apakah kau menyadari ada aku disini yang selalu melihat mu?
Bingung, tak pernah ku lihat wajah mu bahagia, kosong, kau seperti aku. Tak mengharapkan apapun dari siapapun. Mungkin diri mu juga terjebak pada perasaan tak berdaya.
Mengamati mu membuat ku tersadar, kau selama ini tak pernah melihat warna indah, dunia mu gelap, tanpa warna. Tak apa, mulai sekarang lihatlah banyak warna, bahagia lah, jangan berikan tatapan kosong lagi pada awan awan senja yang indah. Tersenyumlah, karena kini kau tak perlu lagi hidup dalam warna hitam. Jangan khawatir, aku sudah terbiasa hidup dalam dunia gelap tanpa warna.
keren bat
ReplyDelete